Yaya Marzuki (Indonesia) (2008/06/13): Paulo Coelho rasanya gak mau berbasa-basi mencari judul dengan kata-kata yang puitis deh, soalnya baca judulnya aja paling nggak pembaca udah bisa nebak isi bukunya tentang apa.Veronika decides to die yang kalau dalam bahasa Indonesianya: Veronika memutuskan untuk mati memang bercerita tentang seorang gadis yang mencoba untuk bunuh diri tapi gagal total, malah harus jadi penghuni semacam RSJ bernama Villete. Pertama-tama membaca buku ini jujur saya gak suka banget, karena gaya penulisan Paulo terlalu bertele-tele hanya buat menerangkan keadaan mental Veronika. Tapi ketika sampai di tengah-tengah saat penulis mulai mengenalkan karakter dari masing-masing penghuni Villete, saya mulai dapat menikmati buku ini. Paulo membuka pemikiran saya yang selama ini mengira penghuni RSJ itu selalu orang gila yang teriak-teriak gak bisa dikontrol. Hmmm ya gitulah stereotype orang gila: teriak-teriak, ngelamun sendiri, ketawa cekikikan sendirian. Disini pembaca dikasih lihat gak semua orgil itu begitu. Bahkan penghuni Villete ini ada yang dulunya pengacara, ada yang dianggap gila hanya karena dia selalu memiliki pemikiran dan cara pandang yang berbeda. Harus saya akui, Veronika decides to die memberi pandangan dan pengetahuan baru bagi saya pribadi. Oiyaaa, di sini Paulo juga seperti menantangi pembacanya: kalau berani bunuh diri...berarti udah siap donk mati? kalau matinya bukan karena bunuh diri tapi dengan cara lain..siap juga gak? :)) Hihihi, terkesan sederhana dan pemikiran bodoh malah. Tapi itulah yang terjadi sama Veronika yang tadinya pengen banget mati tapi pas divonis akan mati karena penyakit jantung, ia malah ketakutan. Walaupun pada awalnya ceritanya bertele-tele tapi di tengah sampai akhir cerita cara penulis bercerita cukup singkat, padat dan jelas. Tapi saya sangat terkecoh dengan akhir ceritanya ternyata sangat mengejutkan tapi menggantung. Hmmmm tetap membuat saya jadi berpikir panjang dan harus menebak akhir ceritanya sendiri..
|